Kampung Naga
Kampung Naga, mungkin sebagian dari Anda sudah mengenal atau mungkin sudah pernah berkunjung ke kampung ini. kampung yang memiliki keunikan tersendiri sehingga sering menjadi objek kajian untuk berbagai bidang keilmuan. Kampung Naga dihuni oleh sekelmpok orang yang memegang teguh adat istiadat dari leluhurnya, dan adat yang dimaksud merupakan adat Sunda.
Kampung ini berlokasi di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Persisnya Kampung ini terletak didekat jalan raya yang menghubungkan antara Kota Garut dan Kota Tasikmalaya. Untuk mencapainya dibutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalanan dari Ibu Kota Jawa Barat Bandung, dan sesampainya dilokasi kita masih harus menemphperjalanan yang cukup menguras tenaga dengan menuruni anak tangga sekita 500 meter dengan sudut kemiringan hampir 45 derajat, lalu menapaki jalan setapak dipinggiran Sungai Ciwulan.
Profesi penduduk kampung ini mayoritas adalah sebagai petani, karena letak kampung ini berada dikawasan perbukitan yang terbilang subur. tetapi selain bertani beberapa dari penduduk Kampung Naga juga berprofesi sebagai peternak ikan.
Bentuk rumah masyarakat di Kampung Naga berbentuk panggung, tidak ada pengecualian. Semua bahan yang digunakan dalam membangun rumah merupakan hasil alam setempat, seperti kayu dan bambu. Atap rumah harus dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang, begitu pula dengan dinding rumah yang harus terbuat dari anyaman bambu atau dalam bahasa sunda disebut dengan bilik. Rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni. meskipun banyak warga yang sudah mampu membuat rumah yang terbuat dari tembok atau gedung (gedong) itu dilarang karena masyarakat Kampung Naga mempunyai prinsip hidup sederhana dan kesetaraan.Semua rumah yang ada dikampung Naga harus menghadap kebarat, hal ini ditunjukan agar rumah mendapat pencahayaan dari matahari yang terbit dan tenggelam, sehingga membantu pencahayaan dalam rumah yang tidak mengunakan tenaga listrik.
Lihat Peta Lebih Besar
0 comments:
Posting Komentar