13/06/12

Gunung Anak Krakatau

Seperti dalam artikel saya terdahulu Ring of Fire, Indonesia, Negeri kita ini memang dikelilingi oleh gunung-gunung berapi aktif yang sewaktu-waktu bisa saja meledak. Namun dibalik bahaya yang tersimpan, keindahan gunng-gunung berapi ini selalu memanjakan mata para penikmat keindahan alam seperti para pendaki, penjelajah dan lain-lain. Oleh karena itu tak jarang pula keindahannya diabadikan lewat bidikan lensa kamera, dan tulisan tentang keberadaaannya.


Gunung Anak Krakatau merupakan gunung yang terletak disebuah pulau yang kecil, ini sebabnya pulau seperti itu dinamakan pulau vulkanik. Terletak di Selat Sunda, Gunung Anak krakatau yang tingginya sekitar 250 meteran ini, dipantau setiap saat oleh para ahli untuk memprediksikan kondisinya. Meski kecil, sejarah yang membicarakan tentang gunung ini tak berkata demikian.
Gunung yang dahulu berana Krakatau ini pernah mengegerkan seantero bumi dengan ledakannya yang dahsyat pada Tahun 1883. Saking besarnya ledakan yang terjadi, disinyalir ledakan tersebut berkekuatan 30.000 kali bom atom di jepang dan terdengar hingga negeri India bahkan sumber lain mengatakan bahwa hampir 1/8 manusia dibumi bisa mendengarkan ledakannya tersebut. Asap tebal yang dikeluarkan Gunung Krakatau menutupi hampir seluruh langit bumi dan membuat perubahan iklim. Tak hanya sampai disitu, akibat ledakaannya yang menyebabkan perubahan iklim kelaparan terjadi dimana-mana dan pantai-pantai didekatnya disapu tsunami setinggi 30 meter yang menewaskan 36000 jiwa dan gelombangnya tsunami akibat ledakannya hingga sampai menyentuh kepulauan Hawai, Amerika Selatan dan Semenanjung Arab. Sungguh suatu kejadian alam yang mengerikan.

Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Pada masa sebelumnya pun Gunung Krakatau pernah meletus dengan hebatnya, hingga beberapa orang saat itu menuliskan peristiwa itu pada media tulis yang ada saat itu. Seperti catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:

Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.... Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera


Nah saking melegendanya gunung yang satu ini, beberapa film dibuat untuk mengenang kejadian alam yang maha dahsyat ini, dan fil-film tersebut diantaranya :

Film

  • Krakatoa, East of Java Drama, Amerika Serikat, 1969, Sutradara: Bernard Kowalski, bersama pemeran utama Maximilian Schell
  • Krakatau – Ein Vulkan verändert die Welt. Doku-Drama, 2006, 45 Min., Sutradara dan naskah: Jeremy Hall, Produksi: ZDF, Laman di ZDF
  • Krakatoa. The Last Days, Dokudrama, Britania Raya, 2006, 87 Min., Sutradara: Sam Miller, Produksi BBC, dengan Rupert Penry-Jones dan Olivia Williams sebagai pemeran utama. Laman di BBC

0 comments:

Diberdayakan oleh Blogger.

  © Blogger templates 'Neuronic' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP