Betawi
Bagi Anda yang dahulu suka menyaksikan sinetron legendaris Si Doel, maka tidak akan asing dengan pemaparan artikel kali ini yang akan membahsa sedikit mengenai Suku Betawi. Sebelumnya apa ada yang tahu asal kata "Betawi"? Ya, betawi berasal dari kata Batavia, yang merupakan nama Kota Jakarta dahulu pada saat pemerintahan Hindia Belanda. Suku Betawi merupakan suku yang ada dari perkawinan antar etnis dan bangsa masa lalu. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, dan Melayu serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.
Ada keunikan tersendiri dari bahasa yang dipakai oleh Orang Betawi. Secara keseluruhan Orang Betawi memakai Bahasa Melayu yang kini menjadi Bahasa Indonesia, tetapi mereka melafalkannya dengan dialek khas yang . Dialke yang digunakan terbagi menjadi dua yakni dialek Betawi pinggiran dan dialek Betawi tengah. Dialek Betawi Pinggiran cenderung berbunyi "e", dan dialek pada Betawi Tengah terdengar cenderung berbunyi "a". Kedua dialek diatas merupakan dialek yang dianggap sebagai dialek Betawi sejati karena berasal dari kota Betawi berasal yakni Jakarta.
Karena terbentuk dari campuran antaretnis, maka kebudayaan yang ada di Suku Betawi merupakan budaya mestizo. Misalnya saja pada sesi musik, Betawi memiliki seni Gambang yang berasal dari musik Tionghoa, selain itu ada juga Tanjidor yang berlatar ke-Belanda-an dan Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab.Beralih ke seni tari yang ada, Betawi memiliki Yapong yang juga merupakan seni tari yang banyak mengadopsi tarian Jaipong dari Sunda.
Selain seni tari dan musik, Betawi juga kental akan budaya dramanya yang khas yakni Lenong dan Tonil. Pementasan drama khas betawi ini sangatlah dinamis karena si pemeran dan penonton dapat berinteraksi secara angsung, bisananya melalui pantun yang saling bersahutan. Cerita yang dibawakannya merupakan cerita keseharian masyarakat betawi yang diselingi lagu, pantun, lawak, dan lelucon.
Orang Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang masih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain. Namun seiring berjalannya waktu kebudayaan yang dulu menjadi kebanggaan Etnis Betawi kini mulai terkikis oleh maraknya kebudayaan luar yang lebih diminati masyarakat Indonesia. Namun tak sedikit pula yang masih berjuang mempertahankannya meski regenerasi pejuang itu sendiri masih dipertanyakan.
0 comments:
Posting Komentar